Kaki Ayam Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi
Minggu, 25/10/2009 15:34 WIB
San Francisco, Jika Anda memiliki penyakit tekanan darah tinggi, mulai saat ini tidak ada salahnya untuk mengonsumsi kaki ayam. Karena dalam kaki ayam tersebut terdapat kolagen yang bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
Peneliti dari Jepang menemukan protein kolagen dapat bertindak seperti obat tekanan darah yang disebut dengan inhibitor ACE.
”Hasil dari penelitian ini adalah, beberapa kolagen yang ada dalam ayam bisa menurunkan tekanan darah seseorang,” ujar Dr. Byrin Lee, seorang kardiologis dari fakultas
kedokteran di University of California, San Francisco, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (25/10/2009).
Namun Lee juga menambahkan bahwa tetap saja harus hati-hati, karena garam yang turut dimasukkan pada saat memasak ayam tersebut bisa saja mengurangi atau membalikan potensi manfaat dari kolagen ayam tersebut.
Penemuan ini juga didukung oleh Ai Saiga dan rekan-rekannya dari Nippon Meat Packers Inc.'s Research and Development Centre yang sedang mencari bagaimana cara menemukan obat penurun tekanan darah dengan menggunakan kolagen dari ayam. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry.
Penelitian sebelumnya telah menemukan daging dada ayam mengandung sejumlah kecil kolagen, sehingga terlalu kecil untuk bisa dikembangkan menjadi makanan dan pengobatan tekanan darah tinggi. Namun, akhirnya peneliti menemukan bahwa kaki ayam justru mengandung protein kolagen yang lebih banyak.
Untuk penelitian yang baru ini, peneliti mengambil protein kolagen dari kaki ayam dan dilakukan pengujian untuk melihat apakah kolagen tersebut dapat bertindak sama seperti obat tekanan darah tinggi yang disebut dengan inhibitor ACE. Dan ternyata peneliti menemukan bahwa empat protein yang terdapat dalam ayam tersebut dapat bertindak sebagai obat tekanan darah.
Dalam menguji hasil penelitian ini, para peneliti menggunakan hewan percobaan tikus yang telah mendapat perlakuan tertentu sehingga tikus tersebut memiliki tekanan
darah tinggi. Setelah diberikan protein kolagen yang terdapat pada ayam, terjadi penurunan tekanan darahnya.
Untuk itu saat ini tengah dikembangkan hidrolisat dari protein kolagen yang nantinya bisa dengan mudah dimasukkan ke dalam makanan sehari-hari. Sehingga tekanan darah yang normal tetap bisa tercapai tanpa mengorbankan kualitas hidup dari orang-orang tersebut.
______________________________________________________________________________________________________________”Hasil dari penelitian ini adalah, beberapa kolagen yang ada dalam ayam bisa menurunkan tekanan darah seseorang,” ujar Dr. Byrin Lee, seorang kardiologis dari fakultas
kedokteran di University of California, San Francisco, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (25/10/2009).
Namun Lee juga menambahkan bahwa tetap saja harus hati-hati, karena garam yang turut dimasukkan pada saat memasak ayam tersebut bisa saja mengurangi atau membalikan potensi manfaat dari kolagen ayam tersebut.
Penemuan ini juga didukung oleh Ai Saiga dan rekan-rekannya dari Nippon Meat Packers Inc.'s Research and Development Centre yang sedang mencari bagaimana cara menemukan obat penurun tekanan darah dengan menggunakan kolagen dari ayam. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry.
Penelitian sebelumnya telah menemukan daging dada ayam mengandung sejumlah kecil kolagen, sehingga terlalu kecil untuk bisa dikembangkan menjadi makanan dan pengobatan tekanan darah tinggi. Namun, akhirnya peneliti menemukan bahwa kaki ayam justru mengandung protein kolagen yang lebih banyak.
Untuk penelitian yang baru ini, peneliti mengambil protein kolagen dari kaki ayam dan dilakukan pengujian untuk melihat apakah kolagen tersebut dapat bertindak sama seperti obat tekanan darah tinggi yang disebut dengan inhibitor ACE. Dan ternyata peneliti menemukan bahwa empat protein yang terdapat dalam ayam tersebut dapat bertindak sebagai obat tekanan darah.
Dalam menguji hasil penelitian ini, para peneliti menggunakan hewan percobaan tikus yang telah mendapat perlakuan tertentu sehingga tikus tersebut memiliki tekanan
darah tinggi. Setelah diberikan protein kolagen yang terdapat pada ayam, terjadi penurunan tekanan darahnya.
Untuk itu saat ini tengah dikembangkan hidrolisat dari protein kolagen yang nantinya bisa dengan mudah dimasukkan ke dalam makanan sehari-hari. Sehingga tekanan darah yang normal tetap bisa tercapai tanpa mengorbankan kualitas hidup dari orang-orang tersebut.
ANTIBIOTIK PAKAN TERNAK UNTUK MENIGKATKAN
PRODUKSI (DAGING DAN TELUR)
Dalam sebuah usaha peternakan, baik itu peternakan unggas (broiler, layer, bebek, ayam kampung) maupun ternak ruminansia (sapi, kambing, domba), tentunya para peternak mengharapkan produksi yang maksimal dapat dihasilkan oleh ternak peliharaannya. Pada ternak yang akan diambil dagingnya, para peternak tentunya berharap ternaknya mampu memproduksi daging yang banyak dalam waktu sesingkat-singkatnya dan seekonomis mungkin (FCR Rendah). Pada ternak yang akan diambil telurnya, para peternak tentunya berharap ternak peliharaannya menghasilkan telur yang baik secara kuantitas (jumlah) maupun kualitasnya (mutu telur). Peningkatan produksi (baik daging maupun telur) tentunya akan tercapai jika kondisi saluran pencernaan berada dalam keadaan yang baik, sebaliknya jika kondisi saluran pencernaan mengalami banyak gangguan maka peningkatan produktifitas hanya impian belaka.
Kondisi saluran pencernaan memang sangat erat hubunganya dengan produkstifitas. Bagaimana tidak, semua sumber energy, vitamin,protein, dan unsure-unsur penting lainnya didapatkan oleh ternak melalui makanan yang diserap melalui saluran pencernaan. Oleh karena itu, berbagai cara diupayakan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan fungsi saluan pencernaan dalam menyerap nutrisi , salah satunya dengan menggunakan Antibiotik.
Namun disayangkan penggunaan antibiotik berakibat buruk bagi ternak dikarenakan resistensi ternak terhadap jenis-jenis mikro-organisme phatogen tertentu. Hal ini telah terjadi pada peternakan unggas di North Carolina (Amerika Serikat) akibat pemberian antibiotik tertentu, ternak resisten terhadap Enrofloxacin yang berfungsi untuk membasmi bakteri Escherichia coli. Di bagian lain residu dari antibiotik akan terbawa dalam produk-produk ternak seperti daging, telur dan susu dan akan berbahaya bagi konsumen yang mengkonsumsinya. Hal ini seperti dilaporkan oleh Rusiana dengan meneliti 80 ekor ayam broiler di Jabotabek menemukan 85% daging ayam broiler dan 37% hati ayam tercemar residu antibiotik tylosin, penicilin, oxytetracycline dan kanamycin.
Penggunaan senyawa antibiotik dalam ransum ternak pun menjadi perdebatan sengit oleh para ilmuan akibat efek buruk yang ditimbulkan tidak hanya bagi ternak tetapi juga bagi konsumen yang mengkonsumsi produk ternak tersebut melalui residu yang ditinggalkan baik pada daging, susu maupun telur. Beberapa negara tertentu telah membatasi penggunaan zat aditif tersebut dalam pakan ternak seperti di Swedia tahun 1986, Denmark tahun 1995, Jerman tahun 1996 dan Swiss tahun 1999. Selanjutnya pada 1 Januari 2006 Masyarakat Uni Eropa berdasar regulasi nomor 1831/2003 menetapkan melarang berbagai macam antibiotik yang sebelumnya sering digunakan oleh peternak di berbagai belahan dunia.
Tidak dapat dipungkiri sejak digunakannya antibiotik sebagai senyawa meningkatkan pertumbuhan dalam pakan ternak, telah terjadinya peningkatan pendapatan peternak berkat kemampuan senyawa tersebut mengkonversikan nutrisi dalam pakan secara efisien dan efektif. Akan tetapi, pelarangan tersebut tidak menyeluruh hanya terbatas pada jenis antibiotik tertentu misalnya avoparcin (Denmark), vancomycin (Jerman), spiramycin, tylosin, virginiamycin dan chinoxalins (Uni Eropa). Hingga kini, hanya tersisa empat antibiotik yang masih diizinkan penggunaannya dalam ransum ternak pada masyarakat Eropa yaitu flavophospholipol, avilamycin, monensin-Na dan salinomycin-Na.
Berbagai upaya telah dilakukan bertahun-tahun untuk mencari bahan tambahan dalam pakan ternak sebagai pengganti antibiotik yang berbahaya tersebut seperti penggunaan PREBIOTIK, PROBIOTIK, ASAM ORGANIK,MINYAK ESENSIAL, EKSTRAK TANAMAN, DAN ENZIM.
No comments:
Post a Comment